Semarang, 9/9 – Dalam dunia akuntansi yang semakin kompetitif, sertifikasi profesional menjadi kunci untuk membuka peluang karier yang lebih baik. Tiga sertifikasi akuntansi yang paling populer adalah CPA (Certified Public Accountant), CA (Chartered Accountant), dan CMA (Certified Management Accountant). Masing-masing memiliki fokus, manfaat, serta prospek karier yang berbeda.
CPA merupakan sertifikasi internasional yang diakui secara luas, terutama di Amerika Serikat. Sertifikasi ini dikelola oleh American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dengan fokus pada audit, perpajakan, dan akuntansi keuangan. Sementara itu, CA atau Chartered Accountant lebih populer di negara-negara Commonwealth seperti Inggris, Kanada, dan Australia. Di Indonesia, sertifikasi CA dikelola oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dengan penekanan pada akuntansi keuangan, audit, perpajakan, dan konsultasi bisnis. Adapun CMA atau Certified Management Accountant yang dikelola oleh Institute of Management Accountants (IMA) menitikberatkan pada akuntansi manajemen, analisis keuangan, serta strategi bisnis sehingga banyak dibutuhkan untuk peran manajerial.
Ketiga sertifikasi tersebut memiliki perbedaan dalam fokus, persyaratan pendidikan, pengalaman, maupun ujian. CPA biasanya mensyaratkan gelar sarjana akuntansi, tambahan jam pendidikan, serta pengalaman di bidang akuntansi publik dengan ujian empat bagian. CA mewajibkan penyelesaian sarjana, program pelatihan profesional, dan pengalaman kerja dengan ujian yang modulnya berbeda tiap negara. CMA lebih fleksibel dalam syarat pendidikan karena bisa diikuti lulusan berbagai bidang, namun tetap membutuhkan pengalaman di bidang manajemen akuntansi atau keuangan dengan ujian dua bagian.
Dari sisi karier, pemegang CPA umumnya menempati posisi auditor, konsultan pajak, atau akuntan publik dengan prospek gaji yang tinggi. Pemegang CA banyak berkarier sebagai auditor, akuntan keuangan, maupun konsultan di perusahaan besar dan multinasional. Sedangkan pemegang CMA biasanya menempati peran manajerial seperti manajer keuangan, analis, hingga direktur akuntansi dengan nilai tambah pada pengambilan keputusan strategis.
Dengan memahami perbedaan tersebut, akuntan maupun mahasiswa akuntansi diharapkan dapat memilih jalur sertifikasi yang paling sesuai dengan tujuan karier, lokasi, serta bidang industri yang ingin digeluti. Sertifikasi profesional menjadi investasi jangka panjang yang mampu meningkatkan kredibilitas, memperluas peluang, dan membawa karier ke tingkat lebih tinggi.